Archive for October, 2008

GOLF

Saturday, October 25th, 2008

Rumah saya berjarak kurang lebih 2 km dari lapangan golf. Biasanya di akhir pekan, Sabtu dan Ahad, saya berolah raga jalan kaki hingga mengitari lapangan golf itu. Senang menyaksikan banyaknya orang yang main golf di areal rumput yang menghampar luas dengan kota Bandung di latar belakangnya. Sudah lebih dari 4 bulan terakhir ini terjadi hal yang aneh bagi saya. Di akhir pekan kini lapangan golf itu sepi ……. sepi sekali. Sabtu pagi inipun saya kembali menyaksikan suasana yang sama, sepi dan sunyi di lapangan golf. What is really going on here? Apa ini ada hubungannya dengan pernyataan Ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) beberapa waktu yang lalu yaitu kode etik melarang anggota KPK bermain golf karena dikawatirkan dapat menjadi wahana pencarian jalan keluar perbenturan kepentingan? Saya sering mendengar bahwa di Indonesia banyak pemain golf profesional atau bayaran: dibayar kantor atau rekanan. Sinyal dari KPK itu, walaupun sebenarnya dimaksudkan untuk kalangan sendiri, benar-benar dahsyat efeknya bagi para pemain golf profesional di Indonesia. Entah akan sampai kapan lapangan golf di dekat rumah saya itu berada dalam keadaan kesepian di akhir pekan sekalipun. Untung tidak ada larangan kode etik untuk olah raga jalan kaki walaupun juga diikuti ngobrol dan senda gurau.

WISUDA

Thursday, October 23rd, 2008

Wisuda Oktober tahun ini akan jatuh pada hari Sabtu 25 Oktober 2008. Seperti biasanya pada hari Kamis menjelang wisuda kami bertemu dengan para calon wisudawan. Setiap tahun hal itu kami lakukan tiga kali dan hal itu telah kami lakukan bertahun-tahun, puluhan tahun. Selalu terbersit harapan dan doa moga-moga mereka nantinya menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesamanya. Di samping tentu ada kekawatiran apakah mereka akan sanggup memenuhi harapan itu, yang bukan semata-mata harapan saya tetapi juga harapan semuanya (keluarga dan bahkan masyarakat). Di tengah-tengah suasana yang penuh ketidakpastian, kekawatiran itu mungkin bukan hanya berasal dari saya. Moga-moga semangat pantang menyerah (untuk tetap dan senantiasa menempuh jalan yang benar, jujur, dan juga santun) selalu mengiringi perjalan mereka. Selamat jalan dan sampai jumpa di padang masa.

Controllable Greediness

Wednesday, October 22nd, 2008

Contradictio in terminis!! Keserakahan jelas mengacu kepada sesuatu yang tidak terkendali. Jadi keserakahan yang terkendali jelas pula mengandung kontradiksi. Biarlah, memang mengandung kegenitan kata-kata di sini. Greedy atau keserakahan memang menjadi kata yang genit akhir-akhir ini. Ia banyak digunakan oleh para kolumnis pada saat merujuk pada kejadian runtuhnya lembaga lembaga keuangan di Amerika Serikat. Keserakahan merujuk pada suatu sikap merasa belum cukup, yang telah melewati ambang batas, dalam hal-hal kebendaan. Memang penafsiran tentang “cukup” di sini bersifat relatif. Meskipun demikian secara universal diakui bahwa keserakahan adalah sesuatu yang tidak baik, ia tidak termasuk ke dalam katagori kebajikan. Perasaan tidak cukup sendiri dapat menjadi pendorong terjadinya suatu kemajuan atau progress, mendorong timbulnya prestasi-prestasi yang mengagumkan. Dalam kebendaan, nampaknya ada dua hal penting yang harus mengawal rasa tidak cukup ini agar tidak melampui batas-batas sehingga melahirkan keserakahan. Pertama, kesediaan untuk selalu memberi. Kedua, tidak mengambil hak-hak orang lain. Tentu kedua hal ini belum cukup namun setidak-tidaknya dapat menjadi syarat yang perlu ada agar rasa tidak cukup terhadap apa yang dimiliki tidak membawanya kepada keadaan yang tidak terkendali yaitu keserakahan.

Rancang Bangun Materi

Tuesday, October 21st, 2008

Berikan spesifikasinya dari objek, maka rancang bangun objek itu dapat dibuatkan. Inilah ranah dari kegiatan rekayasa modern. Berikan jumlah penumpang, bobot maksimum bagasi, jelajah maksimum yang diinginkan, dan sebagainya maka dapat dibuat rancang bangun dari pesawat terbang yang memenuhi keinginan itu. Bisakah hal seperti ini diterapkan pada materi? Misal, diinginkan materi yang mempunyai celah pita (bandgap) tertentu, juga biokompatible, punya energi adsorbsi terhadap kolesterol tertentu dan bersifat konduktif, dan sebagainya sehingga dapat digunakan sebagai sensor serta sekaligus penjebak kolesterol di dalam tubuh. Di samping itu diketahui pula ada lebih dari seratus unser elementer seperti yang tertera dalam tabel periodik. Dapatkah dirancang suatu kombinasi dari unsur elementer agar diperoleh suatu materi yang memenuhi keinginan seperti itu? Kombinasi unsur elementer tentu amat banyak apalagi jika faktor struktur juga dilibatkan maka praktis secara matematis jumlah kombinasi itu praktis menjadi tak hingga. Diperlukan sebuah usaha sistematis agar dapat ditemukan kombinasi yang dapat menghasilkan karakteristik sebagaimana yang diinginkan. Sayangnya hingga saat ini belum diketahui metodologi agar dapat dirancang suatu materi sesuai dengan spesifikasi yang diberikan. Persoalan ini dapat dikatagorikan sebagai suatu inverse problem. Sedangkan problema sebaliknya dapat diselesaikan dengan baik, yaitu jika diketahui struktur materi maka praktis dapat turunkan atau ditentukan karakteristiknya. Mekanika kuantum, fisika zat padat, termodinamika statistik dapat membantu untuk tujuan ini. Inverse problemnya masih menjadi tantangan yang serius hingga saat ini. Entah kapan problema seperti ini dapat diselesaikan; yang jelas jika hal ini dapat diselesaikan maka manfaatnya akan sangat luar biasa bagi peradaban manusia (mungkin termasuk bahayanya). 

Ketemu Para Alumni Angkatan 1973

Saturday, October 18th, 2008

Alumni ITB angkatan 1973 hari ini, Sabtu 18 Oktober 2008, berkumpul di kampus. Setelah acara bareng berakhir maka alumni Teknik Fisika 1973 itu berkumpul di Program Studi. Senang juga mendengar berbagai ceritera dari mereka, ada yang menteri, ada pula yang sekretaris jendral, ada yang direktur jendral, ada konsultan, ada kontraktor, ada pula yang sudah pensiun (mereka lebih senang menggunakan istilah alih tugas). Bagi saya, sebagai seorang guru, yang kebetulan angkatan 1974, jadi tahu persis sepak terjang mereka sewaktu masih mahasiswa, maka ada sebuah pertanyaan yang menggoda: mengapa mereka bisa seperti itu setelah menjalani karir yang panjang? Di manakah pengaruh pendidikan selama mereka di ITB yang paling dominan dalam menunjang keberhasilan mereka saat ini? Tentu ini bukan pertanyaan yang mudah untuk dijawab. Pertanyaan ini saya ajukan karena saya ingin anak-anak didik saya nantinya dapat berhasil dalam karir mereka di jamannya. Oleh karena itu, walaupun saya hanya berkesempatan bertemu dan berbincang secara singkat dengan mereka namun hal itu dapat menyegarkan kembali ingatan saya pada masa lalu mereka. Memang sulit untuk mencari masa lalu di ITB  yang paling dominan dalam menunjang keberhasilan karir mereka saat ini. Harus ada suatu penelitian yang serius mengenai hubungan antara proses pendidikan serta atmosfir kampus dalam menunjang keberhasilan para alumni di jamannya.