Sky is the limit

October 14, 2008

Sky is the limit adalah kredo para pemain lembaga keuangan dunia, khususnya di bursa-bursa keuangan AS. Kredo itu dimaksudkan dalam rangka meneguk keuntungan dari permainan di bursa bursa itu. Selama satu dekade kredo itulah yang mendorong dinamika dan pertumbuhan lembaga-lembaga keuangan. Itu menurut berbagai tulisan mengenai analisis sebab-sebab ambruknya lembaga-lembaga keuangan di AS. Saya bukan ekonom, bukan pula pemain di bursa saham, dan moga-moga tidak turut memikul akibat dari ulah para pelaku bisnis keuangan dunia (mungkinkah?). Walaupun hanya seorang guru yang jauh dari kegiatan dan hiruk pikuk yang terjadi di dunia ekonomi saat ini tapi tidak urung terpaksa mengerenyitkan dahi pula. Tentu karena disebabkan oleh keterlibatan tidak langsung yaitu karena menjadi pembaca koran setia setiap pagi. Sedikit banyak menjadi tahu betapa luar biasanya keserakahan dan akibatnya itu. Berbagai pertanyaan memang kemudian timbul, misalnya perlukah adanya batas-batas bagi pertumbuhan ekonomi itu? Relevankah sekarang untuk disuarakan mengenai pentingnya menahan diri (atau mengendalikan keserakahan) itu? Saya yang menekuni ilmu-ilmu berbasis fisika yang menggeluti hukum kekekalan energi tentu dapat melihat bahwa pertumbuhan di satu tempat akan menyebabkan penyiutan di tempat yang lain. Tetapi berlakukah ini di ranah ekonomi (atau percayakah para ekonom mengenai hal ini), tentu dengan berbagai konsekuensinya? Walaupun agama sebenarnya telah mengingatkan mengenai masalah pengendalian diri ini, tetapi nampaknya peringatan dari agama itu tidak akan digubris. Entah apakah peristiwa ambruknya lembaga-lembaga ekonomi dunia itu akan menjadi pintu masuk bagi nilai-nilai spiritual dalam mengawal kegiatan ekonomi di masa mendatang.



Leave a Reply