Tentang Sistem Penilaian

October 15, 2008

Jangan kikir memberi nilai. Usahakan memberi nilai sekurang-kurangnya B. Jika para mahasiswa mempunyai IP jelek maka nantinya mereka akan kesulitan memperoleh pekerjaan. Hal ini tidak saja akan merugikan karir yang bersangkutan tetapi juga, dalam jangka panjang, akan merugikan institusi perguruan tinggi ybs.  Kenyataan ini ternyata sekarang telah menjadi perhatian serius berbagai universitas papan atas di Indonesia. Saya sempat bincang-bincang dengan dosen dari sebuah universitas papan atas di Indonesia. Mereka diminta untuk memberi nilai sekurang-kurangnya B kepada para mahasiswanya, tentu dengan catatan tanpa mengurangi atau mengorbankan kualitas. Oleh karena itu para dosen itu diperkenankan mengadakan ujian berulang-ulang sampai merasa yakin bahwa nilai sekurang-kurangnya B itu memang pantas diberikan. Setelah meluncurkan pola penilaian yang diharapkan nantinya dapat mengangkat IP para lulusan maka nampaknya langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah merumuskan startegi proses pendidikan. Ini penting agar kualitas tidak menjadi korban dari kebijakan pola penilaian yang nampak memudahkan memberi nilai baik. Apalagi jika kemudian mahasiswa mempunyai sikap seenaknya dalam proses belajar karena pada akhirnya mereka yakin akan mendapat nilai sekurang-kurangnya B juga. Kita sebenarnya tidak harus memulai dari nol, khususnya untuk pendidikan kerekayasaan dan teknologi (engineering and technology), dapat mengadopsi (dengan sejumlah modifikasi yang diperlukan) metodologi yang ditawarkan oleh lembaga-lembaga akreditasi internasional itu. Memang tidak mudah tetapi nampaknya  harus segera dimulai implementasi metodologi-metodologi itu agar dalam jangka panjang kita tidak mengalami hal-hal yang menyakitkan.



Leave a Reply