Hermawan Kresno Dipojono

Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. Allahummaghfirlahu warhamhu wa ‘afihi wa’fuanhu. Saya sedih sekali atas terjadinya peristiwa meniggalnya seorang mahasiswa pada saat mengikuti kegiatan orientasi studi atau OS di ITB. Kesedihan ini menjadi semakin dalam kalau mengingat bahwa ini bukanlah peristiwa yang pertama terjadi di kampus ITB. Entah sudah berapa gigabyte diskusi mengenai perlu tidaknya OS itu diselenggarakan, baik itu berlangsung di kalangan dosen, mahasiswa, alumni maupun publik. Saya sendiri termasuk yang tidak mendukung kegiatan OS yang bersifat fisikal. Bahkan sebagai Kajur saya pernah menghukum para mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan sejenis. Kemungkinan terjadinya peristiwa hingga ada seorang mahasiswa meninggal dalam kegiatan OS selalu ada. Dalam situasi seperti ini hampir dapat dipastikan telah terjadi pelanggaran prosedur fatal karena lemahnya sistem pengawasan dan kontrol. Hanya dosen yang cukup mempunyai wibawa pada mahasiswa dalam kegiatan OS untuk dapat menegur, melarang, atau kalau perlu membubarkan suatu kegiatan. Namun menuntut dosen mengawasi kegiatan OS 24 jam penuh dalam beberapa hari non-stop (agar tidak terjadi musibah fatal) sungguh tidak mungkin. Saya termasuk penentang OS fisikal dan percaya bahwa nilai-nilai yang dianggap positif (oleh para pendukungnya) melalui OS selalu dapat diperoleh dari kegiatan lainnya. Kembali, kini nasi telah menjadi bubur. Semoga ayah bunda yang ditinggalkan putera tercintanya dapat bersabar atas musibah ini; juga untuk keluarga besar GD ITB dan ITB secara keseluruhan, semoga dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari peristiwa ini secara maksimal.

Share This