Archive for July, 2011

Indonesia Yang Kuimpikan (3)

Wednesday, July 20th, 2011

Indonesia impian pasti indah dan lebih baik dari keadaan yang ada; namanya juga impian. Semua orang pada umumnya selalu menginginkan keadaan yang lebih bagi dirinya, termasuk keadaan di mana dia berada. Dengan demikian, hampir dapat dipastikan semua orang Indonesia mempunyai impian tentang Indonesia. Apalagi dengan keadaan Indonesia seperti saat ini. Jika semua menyadari bahwa impiannya itu bukan sesuatu impian di siang hari bolong; itu bukan impian kosong, namun sesuatu yang dapat dicapai maka betapa luar biasanya potensi yang terkandung dalam impian dari paling kurang 150 juta orang Indonesia dewasa saat ini. Walaupun impian itu secara rinci beragam, namun pada umumnya akan memiliki kesamaan, yaitu Indonesia yang lebih baik, yang lebih menjamin kehidupan lebih sejahtera, lahir dan bathin. Persoalan dasarnya adalah (selalu) bagaimana mengubah potensi menjadi bentuk nyata, yaitu menjadi kerja dan akhirnya karya. Syarat awal agar potensi itu dapat berubah menjadi kerja adalah bahwa impian itu adalah impian yang hidup dan membara, seperti tampak nyata, jelas, membekas sangat kuat. Impian itu tentu tidak sama-samar, yang hanya muncul kadang-kadang dan dikala senggang, sehingga tidak cukup kuat menjadi daya dorong untuk mengubah keadaan. Mengubah keadaan menjadi lebih baik tentu menghadapi berbagai halangan yang tidak kecil dan diperlukan energi (luar biasa) besar agar dapat mengatasi halangan itu. Impian yang hidup dan membara selalau menghasilkan energi yang diperlukan untuk dapat mengatasi halangan itu. Alangkah banyaknya contoh dalam kehidupan sehari-hari impian yang menjadi kenyataan. Sayangnya impian-impian itu pada umumnya impian kecil, sangat personal sifatnya, bukan impian berskala besar. Bangsa ini pernah mempunyai mimpi bersama yaitu bermimpi Indonesia merdeka, bebas dari penjajahan Belanda. Pada waktu itu, di awal tahun 1900-an, kemerdekaan hanya suatu impian yang bahkan mungkin masih menjadi impian sekelompok kecil rakyat dan bangsa Indonesia. Baru di akhir tahun 1940-an, kemerdekaan menjadi impian masif dari seluruh anak bangsa. Kita tahu semua bahwa itu merupakan sebuah contoh impian yang hidup dan akhirnya menghasilkan energi yang luar biasa besarnya; sedemikian besarnya energi itu sehingga mampu mengalahkan sebagian pemenang perang dunia II. Luar biasa! Dapatkah bangsa ini menghasilkan impian baru yang hidup masif dan membara, setara seperti impian kemerdekaan di awal abad 20 yang lalu?

Indonesia Yang Kuimpikan (2)

Wednesday, July 13th, 2011

Impian itu perlu disemaikan sejak usia dini, usia di mana imajinasi dapat tumbuh dengan subur. Imajinasi itu sendiri merupakan penggerak mula dari kreativitas dan innovasi. Dua kata terakhir ini merupakan kunci yang luar biasa pentingnya untuk dapat berhasil dan sukses dalam menghadapi tantangan masa depan. Cara yang paling efektif adalah dengan berceritera yang imajinatif, hidup, kadang menantang namun dalam suasana dan dibungkus oleh atmosfir kasih sayang. Keadaan seperti itu hanya dapat terjadi pada saat seorang Ibu dengan penuh kasih sayang berceritera dalam rangka menghantar tidur putera-puterinya yang amat disayanginya. Ceritera itu akan membekas sangat kuat dalam benak seorang anak, akan dikenang mungkin sepanjang hayatnya. Itu semua akan menjadi energi yang tiada pernah habis dalam perjalanan hidup seorang anak, menjadi sumber inspirasi tiada henti, dan tentu menjadi dorongan kuat untuk tidak pernah menyerah menghadapi rintangan. Tentu, sayangnya, tidak semua Ibu mampu berbuat seperti itu. Kisah dan nuansa yang hidup, inspiratif, kokoh tentunya harus juga menjadi bagian hidup dari Ibu itu sendiri. Ibu yang lembut, antusiastik, tidak kenal lelah dan tidak kenal menyerah, namun juga imajinatif dan kaya dengan kosa kata tentu hanya dapat lahir dalam masyarakat yang memang kondusif untuk itu. Sungguh tidak adil membebankan impian besar hanya dipundak para Ibu. Bahkan lebih dari itu, sebenarnya para Ibu selalu mendambakan hal yang terbaik untuk para putera-puterinya, walaupun tidak semua Ibu mampu mewujudkan dambaannya. Namun tidak dapat dipungkiri mengenai peran yang amat sangat penting dari para Ibu (atau wanita) bagi terwujudnya impian Indonesia masa depan. Ini perlu saya garis bawahi karena hal itu merupakan benteng atau harapan terakhir manakala semua yang lain, termasuk lingkungan dan pendidikan formal tidak lagi memihak pada terwujud Indonesia yang diimpikan. Dengan kata lain, sebenarnya, selalu masih tersedia secercah harapan, betapapun carut marutnya keadaan saat ini, bagi terwujudnya Indonesia impian. Hampir tidak ada sama sekali seorang Ibu yang tidak mendambakan masa depan cemerlang bagi putera-puteri-nya; di sinilah secercah harapan itu selalu tersedia.

Indonesia Yang Kuimpikan (1)

Friday, July 8th, 2011

Indonesia yang adil, makmur, aman, sejahtera lahir bathin, yang bermartabat dan dikenal sebagai dermawan dalam pergaulan antar bangsa tentu menjadi dambaan setiap anak bangsa. Impian seperti ini harus terus dihidupkan, betapapun sulitnya keadaan yang sedang dihadapi oleh bangsa dan negara saat ini. Walaupun masih berupa impian namun mengingat potensi yang dimiliki negara dan bangsa ini maka impian itu merupakan suatu keniscayaan untuk dapat diwujudkan. Impian yang hidup akan memberikan suatu perasaan tentang arah (sense of direction) perjalanan yang harus ditempuh. Kata “hidup” artinya setiap anak bangsa mengerti bahwa betapapun kecilnya mereka selalu dapat memberi sumbangan untuk mewujudkan impian itu. Mereka juga mengerti bahwa Indonesia yang seperti itu pada akhirnya bermanfaat tidak saja untuk dirinya tetapi juga untuk seluruh manusia dan kemanusiaan. Dengan demikian “menghidupkan” impian itu menjadi suatu langkah awal yang luar biasa pentingnya bagi perjalanan bangsa dan negara ini. Pada saat yang sama juga perlu dipahami berbagai hal yang dapat menyebabkan “api” impian itu padam, bahkan mungkin sebelum “api” itu sendiri menyala ia telah “padam”. Dengan melihat berbagai fakta dan kenyataan yang ada saat ini impian seperti itu sering kali dianggap sebagai impian kosong atau fatamorgana saja. Sikap apatis seperti ini juga merupakan salah satu penyebab “api” itu tidak saja padam bahkan tidak pernah menyala sama sekali. Maka pertanyaannya adalah bagaimana dan dengan cara apa agar “api” impian itu menyala dan kemudian terjaga untuk terus menyala? 

Menemukan Motivasi

Wednesday, July 6th, 2011

Motivasi (atau mungkin sangat dekat dengan “niat”) merupakan salah satu langkah awal dari langkah panjang melakukan suatu tindakan. Langkah panjang tidak akan terjadi tanpa sebuah langkah awal. Jadi motivasi memang sesuatu yang amat penting bagi terwujudnya tindakan, aksi atau amal. Motivasi menjadi amat penting manakala langkah panjang itu menghadapi kendala, tantangan atau halangan. Tanpa motivasi yang benar, kendala atau tantangan itu besar kemungkinannya tidak akan dapat diatasi. Akibatnya langkah panjang itu akan terhenti di tengah jalan. Dengan demikian motivasi dapat juga merupakan sumber energi bagi langkah-langkah selanjutnya setelah langkah awal dimulai. Oleh karena itu dapat dimengerti jika ada orang mengatakan bahwa prestasi sama dengan motivasi kali potensi. Potensi besar menjadi tidak punya makna manakala tidak ada motivasi untuk mengasah dan kemudian menggunakannya. Demikian juga, dapat pula dimengerti sepenuhnya manakala ada seseorang yang sanggup bekerja keras, tanpa mengenal lelah setelah ia mampu menemukan alasan atau motivasi mengapa harus bekerja sehebat itu. Meskipun peran motivasi itu amat penting bagi siapapun dalam rangka menggapai kesuksesan hidup namun motif-motif itu sendiri ada yang bersifat temporer dan ada pula yang bersifat abadi. Jika motif seseorang itu bersifat temporer maka ia harus segera menemukan motif baru di saat motif temporernya itu telah dapat ia gapai. Misal, seseorang rela bekerja keras karena berkeinginan atau mempunyai motivasi ingin mempunyai mobil baru. Dengan kata lain, motifnya adalah punya mobil baru. Maka pada saat mobil baru itu telah dimilikinya, bisa jadi semangat kerja kerasnya akan meluntur jika ia tidak dapat dengan segera menemukan motif-motif baru. Tentu akan lebih parah lagi manakala motif baru yang ditemukannya tidak sejalan dengan semangat kerja keras itu. Dalam dunia pendidikan, ranah di mana saya tekuni selama ini, kasus sejenis dapat dengan mudah teramati. Sewaktu masih menjadi pelajar SMA banyak sekali pelajar yang bersedia belajar ekstra keras karena termotivasi untuk dapat masuk ke perguruan tinggi top. Masuk perguruan tinggi top menjadi obsesinya, satu-satunya motivasi dalam belajar ekstra keras itu. Maka sewaktu akhirnya dapat masuk ke perguruan tinggi impiannya, motivasi belajar ekstra keras turut hilang karena merasa misi telah tercapai. Sering kali mahasiswa seperti ini mempunyai nilai akademik tahun pertama yang sangat jelek bahkan tidak jarang yang kemudian berakhir dengan DO alias dikeluarkan dari perguruan tinggi. Motif-motif jangka pendek, meskipun memberikan dorongan kuat, namun perlu untuk segera dicarikan gantinya manakala motif itu telah terwujud. Motif jangka panjang kadang menjadi sangat abstrak sehingga tidak jarang hilang ditengah hiruk pikuk kehidupan jika tidak dipelihara dengan baik. Umumnya motif jangka panjang memang bersifat abstrak. Meskipun demikian motif jangka panjang bisa jadi memberi dorongan energi yang tidak ada habis-habisnya. Motif ingin hidup bahagia, tentram dan damai mungkin termasuk motif jangka panjang. Apalagi jika ditambah dengan kata “di dunia dan akherat”. Sangat abstrak namun karena abstraknya ia dapat terus hidup dan dihidupkan sepanjang masa sampai tiba saatnya kematian menjemput. Motif mencari ridlo Allah juga merupakan contoh sebuah motif abstrak, jangka panjang, bahkan abadi. Menghidupkan motif seperti ini jelas tidak mudah karena capaiannya yang amat sulit diukur, tidak nyata namun ada efeknya (yang kadang sungguh luar biasa). Tidak semua orang mampu menumbuhkan motif-motif abstrak yang berefek nyata pada dirinya, efek hidup dan menghidupkan. Namun semua manusia mempunyai potensi untuk dapat mengembangkan motif abstrak seperti ini. Yang diperlukan hanyalah latihan terus menerus agar potensi itu dapat didayagunakan secara maksimal.