Archive for April 18th, 2012

Apa Visi Abadimu?

Wednesday, April 18th, 2012

Keinginan jangka panjang atau cita-cita atau visi walaupun amat diperlukan namun karena sifatnya yang berjangka panjang maka sering kali ia timbul tenggelam. Bahkan bisa jadi hilang, berubah dan digantikan oleh impian yang lain, impian baru yang ditemukannya ditengah perjalanan dalam ruang waktu. Perjalanan waktu dapat menyebabkan perubahan visi seseorang; pengetahuan yang bertambah dan wawasan yang semakin meluas dapat digunakannya untuk melakukan evaluasi terhadap visi hidup: realistis atau tidak. Namun tidak sedikit pula yang tanpa kenal lelah mewujudkan visi impiannya dan akhirnya terwujud setelah puluhan tahun dikejarnya. Banyak orang-orang hebat yang telah mempunyai impian besar sejak usia muda dan dengan konsisten impian itu dikejarnya terus, tanpa mempedulikan berbagai rintangan dan halangan yang sungguh tidak kecil. Tentu timbul pula rasa pesimis manakala impian itu berada di puncak yang tinggi padahal posisi saat ini sungguh berada di bawah, sangat bawah, sehingga dirasa seperti pungguk merindukan bulan. Bagaimana manusia dapat mengetahui impiannya suatu saat akan menjadi kenyataan dan oleh karena itu bersedia terus konsisten dan istiqomah mengejarnya? Di sisi yang lain, mengapa pula seseorang merasa harus mengubah impiannya, padahal sudah berjalan cukup panjang di ruang waktu dan bersedia untuk kembali memulai dari nol? Alangkah nyamannya jika ada jaminan bahwa impiannya akan terwujud, meskipun ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi. Bandingkan dengan meskipun tidak ada syarat-syarat yang jelas tetapi tidak pula ada jaminan bahwa impian itu akan tercapai. Fakta-fakta cukup banyak menunjukkan bahwa meskipun sejumlah syarat-syarat rasional seperti kerja keras, cerdas, tuntas, mawas dan ikhlas sudah dipenuhi, namun tidak ada jaminan bahwa yang diinginkan pasti akan tercapai. Dalam situasi seperti ini, manusia kemudian berbicara mengenai kebolehjadian; setelah melalui kerja keras, cerdas, tuntas, mawas dan ikhlas maka kebolehjadian tergapainya suatu keinginan akan bertambah atau meningkat. Apakah kebolehjadiannya dapat sama dengan satu? Jawabannya adalah tidak ada seorang manusiapun yang tahu dan sanggup memberi jaminan. Dengan kata lain kerja keras, cerdas, tuntas, mawas dan ikhlas hanya sampai pada tingkat sebagai syarat perlu namun belum cukup. Sebagai suatu syarat perlu maka hal tersebut tidak boleh sama sekali diabaikan. Di suatu titik dalam ruang waktu mungkin seseorang merasa bahwa kebolehjadian tercapainya visi menjadi lebih kecil dari setengah, kemudian sampai pada kesimpulan untuk mengubah visinya. Yang berat adalah jika hal itu terpaksa dilakukannya setelah melalui perjalanan yang panjang, melelahkan dan dengan berbagai pengorbanan yang tidak kecil. Juga menarik untuk disimak (bahkan dirasakan sendiri) setelah perjalanan panjang, melelahkan dan akhirnya mencapai impiannya namun diluar dugaan, sungguh ia tidaklah seindah seperti yang dahulu pernah dibayangkan! Inilah sejumlah anekdot di sekitar makhluq yang disebut manusia. Mereka melihat sebuah puncak, merasa nyaman jika berada di sana, dikejarnya dengan susah payah, akhirnya tiba di puncak yang memang menyegarkan, dapat melihat sekililing, kebawah ketempat yang lebih rendah. Tunggu, sebentar kemudian ia sadar ternyata ada puncak lain, yang semula tidak tampak. Maka perburuan barupun dimulai kembali. Sampai kapan hal berulang itu akan dan dapat dipertahankan terus berlangsung? Masihkah engkau belum menemukan puncak yang sesungguhnya?