Jujur

May 7, 2012


Bahwa sebelum Baginda Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi dan Rasul telah dibentuk oleh Allah SWT sebagai pribadi yang dapat dipercaya, yang dibangun di atas nilai dan karakter jujur, menunjukkan betapa pentingnya nilai kejujuran ini. Nilai ini nampaknya merupakan suatu syarat perlu bagi seseorang yang akan memikul tugas besar, berat dan mulia: tugas kenabian dan kerasulan. Jujur merupakan salah satu perwujudan iman: ia merupakan wujud keyakinan bahwa Allah Maha Melihat. Tidakada satu halpun di dunia ini yang lepas dari penglihatan Allah SWT, baik besar maupun kecil, nyata maupun tersembunyi, di siang maupun malam hari. Ia juga merupakan wujud dari keyakinan bahwa Allah Maha Adil; kejujuran walaupun sering kali nampak sebagai merugikan dalam jangka pendek, namun Allah SWT tidak pernah melupakan hamba-hambaNya yang menjalani hidup dengan kejujuran. Jujur kepada Allah, jujur kepada RasulNya, jujur kepada diri sendiri, dan jujur kepada lingkungannya. Jujur untuk mengakui apapun yang bukan miliknya sebagai bukan miliknya, sehingga jujur kepada Allah SWT menyebabkannya tidak berani mengambil apapun yang memang telah dengan jujur diakuinya sebagai milik orang lain. Alangkah nikmatnya hidup di lingkungan yang dibangun di atas nilai kejujuran ini. Hati tidak pernah merasa kawatir untuk dirugikan oleh orang lain dan sedikitpun juga tidak ada niat untuk merugikan orang lain. Kejujuran nampaknya juga menjadi ciri kecanggihan, kemajuan, dan keadaban suatu masyarakat atau bangsa; semakin maju suatu bangsa, nampaknya semakin jujur tatanannya atau sekurang-kurangnya semakin mendapat perhatian mengenai pentingnya nilai kejujuran itu. Pada dasarnya memang tidak mungkin sains dan teknologi dibangun tanpa kejujuran. Memang benar kejujuran dan bangsa yang berbasis kejujuran dapat dibangun oleh pribadi atau bangsa yang tidak mengenal Tuhan sekalipun, yaitu manakala mereka mampu membangun keyakinan bahwa dalam jangka panjang kejujuran itu memberi manfaat yang luar biasa bagi diri danbangsanya; dan meyakini bahwa setiap kecurangan pada akhirnya akan menghancurkan diri dan masyarakatnya dalam jangka panjang. Kejujuran kemudian menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari harga diri pribadi setiap anggota masyarakat. Memang menjadi suatu ironi dan tragedy manakala pribadi atau bangsa yang menyatakan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa namun gagal mewujudkan kejujuran sebagai pilar hidup dan kehidupannya. Selama hari ini masih ada dan tersisa, kesempatan untuk membangun kejujuran dalam hidup dan kehidupan senantiasa terbuka lebar. Sebenarnyalah bahwa masyarakat yang dibangun di atas kejujuran bukanlah sebuah utopia tau impian di siang hari bolong. Meruntuhkan kejahiliyyahan bukanlah sebuah hal yang mustahil. Semoga kita dapat mewariskan Indonesia esok yang lebih baik dari hari ini. Sesunguuhnya Allah tidak pernah tidur dan lelah mengawasi tingkah laku makhluq ciptaannYa yang bernama manusia. Sesungguhnyalah pula bahwa Allah SWT Maha Santun, tidak pernah lupa memberi penghargaan kepada hamba-hambaNya yang berjuang di jalanNya dengan menjalani hidup dan kehidupan dengna penuh kenjujuran sebagaimana diteladankan oleh RasulNya Muhammad SAW. Kepada para mahasiswa ITB, selamat berjuang menempuh ujian akhir semester. Demi Tuhan, bangsa dan almamater, bangunlah karakter, identitas dan harga diri kalian di atas landasan nilai-nilai kejujuran. Semoga dengan demikian Allah SWT berkenan melimpahkan berkah dan rahmatNya kepada bangsa ini, aamiin.



Comments are closed.