What is this? From this page you can use the Social Web links to save Indonesia Yang Kuimpikan (5) to a social bookmarking site, or the E-mail form to send a link via e-mail.

Social Web

E-mail

E-mail It
August 10, 2011

Indonesia Yang Kuimpikan (5)

Posted in: Uncategorized

Isi impian bisa timbul begitu saja namun bisa juga karena pengalaman di siang hari yang begitu kuat tertanam dalam benak sehingga terbawa dalam tidur. Demikian juga impian mengenai Indonesia ini. Maka saya memimpikan petani dan nelayan Indonesia dapat hidup makmur sejahtera sebagaimana hidup petani dan nelayan Jepang. Dalam strata sosial di Indonesia, saat ini, nampaknya petani dan nelayan Indonesia termasuk yang paling malang nasibnya. Nasib mereka, secara umum, tidak banyak berubah, dari puluhan tahun yang lalu hingga kini. Hasil kerja keras atau keringat mereka nampaknya selalu tidak cukup untuk membawanya keluar dari belitan kesulitan hidup. Negara semestinya sejak dulu harus selalu berpihak kepada anggota masyarakatnya yang paling lemah, di antaranya petani dan nelayan. Sekedar subsidi pupuk terbukti belum cukup untuk mengantar petani keluar dari lubang kemiskinannya. Dengan peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang luar biasa cepatnya maka bencana kelangkaan pangan hanyalah soal waktu. Sokoguru untuk mencegah keniscayaan bencana itu jelas terletak salah satu diantaranya adalah pada petani. Namun dengan berbagai kebijakan politik yang tidak memihak kepada mereka maka bertani tidak lagi menjadi suatu kebanggaan karena benar-benar tidak menjanjikan masa depan yang baik. Negara dan pemerintah Jepang (dan sebenarnya juga negara-negara maju lainnya) dengan sangat jelas dan gamblang selalu memihak kepada petani. Sebuah kebijakan yang sangat mudah dipahami karena pangan adalah sesuatu yang mutlak harus dijamin ketersediaannya; pangan adalah sesuatu yang berhubungan langsung dengan ketahanan nasional.

Tanda-tanda bencana global atau masif karena persoalan pangan mulai tampak di sejumlah wilayah. Dalam jangka panjang kebutuhan pangan akan berbenturan dengan kebutuhan energi yang mungkin akan semakin berbasis kepada bio-energi (jadi juga membutuhkan lahan). Di samping perlu pembukaan lahan-lahan baru juga diperlukan para petani yang bergairah karena menjadi petani merupakan suatu profesi yang menjanjikan masa depan cerah. Indonesia dengan masa depan yang cerah harus dimulai dari sekarang dengan benar-benar memberikan sinyal kuat adanya keberpihakan kepada petani. Keberpihakan itu harus bersifat lebih komprehensip dalam arti petani menjadi bangga dengan profesinya sebagaimana para dokter, insinyur dan profesi-profesi selebritis lainnya. Harus kita akui kenyataan saat ini bahwa hampir tidak ada sarjana pertanian yang mengembangkan profesi petani karena hal itu bukan suatu profesi yang menjanjikan, tidak dapat dijadikan sebagai gantungan untuk mencapai hidup sejahtera.

Demikian pulanya dengan nelayan. Nasib mereka juga semalang nasib petani dan jelas amat tragis karena Indonesia memiliki wilayah pantai ynag mungkin terpanjang di dunia. Dengan kekayaan laut yang luar biasa namun para nelayannya sebagian besar hidup pada tingkat kemiskinan yang sungguh memprihatinkan. Ini tidak berarti menutupi adanya kemajuan kebijakan politik dengan telah dibentuknya Kementrian Kelautan dan Perikanan. Harus ada kebijakan-kebijakan politik yang agresif dan progressif untuk mempercepat terbetuknya profesi nelayan yang membanggakan bagi siapapun yang berbakat di bidang itu. Pengalaman kegagalan pendidikan pertanian yang tidak juga mampu memperbaiki profesi petani harus menjadi perhatian serius dalam membuka bidang pendidikan kenelayanan atau teknik pernelayanan.

Well motivated petani dan nelayan itulah yang harus dibangun atau diciptakan oleh negara atau pemerintah. Ini jelas merupakan tantangan besar dan berat. Karena di samping mempersiapkan SDM juga perlu diciptakan atmosfir yang kondusif bagi SDM untuk berkembang, berpeluang, berkarier dan juga untuk dapat hidup makmur. Rasanya setiap anak bangsa akan mempunyai mimpi yang sama, melihat petani dan nelayan hidup makmur dan sejahtera karena kegiatan mereka juga merupakan suatu profesi yang elite. Hal itu sungguh merupakan sebuah keniscyaan untuk diwujudkan.


Return to: Indonesia Yang Kuimpikan (5)