What is this? From this page you can use the Social Web links to save Kecerdasan Ilahiah (2) to a social bookmarking site, or the E-mail form to send a link via e-mail.

Social Web

E-mail

E-mail It
August 12, 2011

Kecerdasan Ilahiah (2)

Posted in: Uncategorized

Ada beberapa indikasi di dalam AL-Qur’an mengenai suatu jenis kecerdasan yang dapat dimiliki oleh seorang manusia biasa (tidak termasuk ke dalam daftar 25 Nabi atau Rasul yang sudah dikenal itu). Pertama, yang mungkin paling populer adalah yang terdapat di dalam surat Al-Kahfi (18: 65-82). Dalam surat ini dinyatakan bahwa Allah SWT telah memberi kepada seorang hambaNya sebuah kemampuan kecerdasan yang sangat khusus, yang bahkan tidak dimiliki oleh seorang Rasul sekaliber Musa AS. Dengan kemampuannya itu bahkan seolah-olah waktu tidak lagi merupakan sebuah penghalang baginya atau dengan kata lain ia tidak lagi terikat oleh waktu, mampu melihat ke masa depan. Allah SWT telah berkenan untuk melakukan intervensi sehingga hamba itu tidak lagi terikat oleh waktu. Sebagaimana kemampuan kecerdasan yang dimiliki oleh pemenang hadiah Nobel tidak dimiliki oleh setiap orang maka kemampuan kecerdasan menembus domain waktupun tidak dimiliki oleh setiap orang.

Contoh kedua adalah sebagaimana yang dinyatakan dalam surat An-Naml ayat 40. Dalam kisah Nabi Sulaiman itu disebutkan ada seorang yang mempunyai kemampuan untuk memindahkan singgasana Ratu Saba yang sangat jauh hanya dalam sakejab mata. Seolah-olah singgasana itu dibuat sedemikian rupa sehingga ia tidak lagi terikat oleh ruang (space) dan akibatnya dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya praktis tanpa memerlukan waktu, persis seperti kisa-kisah dalam fiksi ilmiah. Kemampuan manusia ini bahkan melampui kemampuan sebangsa jin ifrit sekalipun. Yang menarik adalah bahwa kemampuan itu disebutkan berasal dari suatu kitab dan ini berarti bahwa kemampuan itu dapat dipelajari. Memang dalam AL-Qur’an tidak disebutkan secara lebih  rinci mengenai nama dari kitab itu dan dengan demikian hal ini memang membuka berbagai penafsiran atau spekulasi.

Kedua contoh khusus mengenai kemampuan atau kecerdasan yang terdapat dalam AL-Qur’an itu memang terasa melampui seluruh jenis kecerdasan yang telah dikenal atau diteliti saat ini. Sungguh sulit terbayangkan oleh manusia yang telah dibentuk oleh pengetahuan dengan pendekatan eksperimentil untuk bisa memahami adanya kecerdasan yang dimiliki oleh seseorang hingga ia mampu menembus domain waktu. Sebenarnya dalam batas-batas tertentu cukup banyak manusia yang dapat menembus batasan waktu berupa kemampuan melakukan prediksi mengenai sesuatu yang kemudian terbukti kebenarannya. Walaupun manusia modern telah dapat menerima sepenuhnya bahwa waktu tidak bersifat absolut namun tidak berarti bahwa manusia modern telah berhasil membebaskan diri sepenuhnya dari keterikatannya terhadap waktu. Hal ini tidak berarti bahwa manusia tidak mempunyai keinginan untuk itu. Berbagai kisah fiksi ilmiah mengenai adanya pesawat atau mesin waktu menunjukkan bahwa manusia memimpikan dirinya mampu menerobos dinding waktu, bertamasya ke masa lalu atau masa depan. Di samping keinginannya untuk tidak terikat pada waktu, manusia juga mendambakan untuk dapat membebaskan dirinya dari keterikatan pada ruang (space), sehingga dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya praktis tanpa memerlukan waktu. Sungguh menarik ternyata Al_Qur’an membuka kemungkinan terjadinya hal ini. Manusia khusus dalam kisah Nabi Sulaiman itu seolah-olah mampu melakukan dematerialisasi singgasana Ratu Saba sehingga tidak lagi terikat pada ruang dan dengan demikian dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya praktis tanpa memerlukan waktu.


Return to: Kecerdasan Ilahiah (2)