What is this? From this page you can use the Social Web links to save Abstraksi to a social bookmarking site, or the E-mail form to send a link via e-mail.

Social Web

E-mail

E-mail It
April 13, 2012

Abstraksi

Posted in: Uncategorized


Manusia telah diberi kemampuan untuk melakukan abstraksi, membayangkan sesuatu yang belum ada atau bahkan tidak ada. Dengan kemampuan itu manusia mengembangkan kreativitasnya, mewujudkan sesuatu yang semula belum ada. Sang Pencipta tentunya juga menghendaki bahwa dengan kemampuan itu manusia dapat membayangkan mengenai hidup setelah mati, membayangkan suasana surgawi, sekaligus juga membayangkan suasana menggelegak di neraka. Karena itu pula manusia dapat memiliki angan-angan, sesuatu yang ingin dicapainya kelak, sesuatu yang saat ini mungkin masih merupakan impiannya. Energi dari dalam diri dapat dibangkitkan dari adanya keinginan untuk mencapai atau meraih sesuatu. Keinginan, ambisi atau cita-cita, atau dalam bahasa yang lebih keren sering pula disebut sebagai visi, dapat menjadi bahan bakar pembangkit energi gerak. Pada saat suatu cita-cita telah dapat dikristalkan dalam benak, tertanam kuat, dan menjadi fokus hidup, bahkan mungkin menjadi suatu keyakinan maka dapat dipastikan ia akan menghasilkan energi gerak yang luar biasa. Energi seperti ini dapat digunakan untuk mengatasi berbagai rintangan dan halangan dalam rangka mencapai keinginan yang masih menjadi impian. Manusia memang diberi potensi dan kemampuan yang luar biasa yang bahkan malaikat sendiri diperintah oleh Sang Pencipta untuk sujud kepada mahkluq ciptaanNya yang disebut manusia itu. Mereka yang sanggup mengkristalkan keinginannya sedemikian rupa sehingga menjadi bagian dari keyakinannya maka dapat dipastikan bahwa keinginan itu, cepat atau lambat, akan terwujud. Kuatnya keinginan seorang manusia bahkan dapat mempengaruhi alam raya sehingga alam seolah-olah turut bergerak mewujudkan keinginan itu. Dalam perjalanan mewujudkan keinginan itu nampak banyak sekali “kebetulan-kebetulan” yang terjadi; ada suatu orkestrasi alami menyertai sepanjang perjalanan di ruang waktu. Ada kalanya keinginan itu benar-benar sesuatu yang berskala kecil dan pula yang berskala “besar”; yang berskala kecil pada umumnya segera tercapai, tergapai dan terwujud; sedangkan yang berskala besar tentu memerlukan waktu yang lebih lama, menuntut kesabaran, ketekunan, dan kekuatan untuk menjaga fokus itu. Baik yang kecil maupun yang besar mengandung plus dan minus masing-masing; setiap pencapaian akan selalu (seharusnya) menambah rasa percaya diri namun di saat yang sama juga menuntut ditemukannya keinginan baru agar energi penggerak hidup segera tersedia kembali. Kemampuan abstraksi perlu terus diasah agar keinginan yang bersifat kecil (jangka pendek) maupun besar dapat terus diciptakan; tanpa adanya keinginan, ambisi, cita-cita, mimpi atau visi, maka kegairahan hiduppun akan sirna atau sekurang-kurangnya hidup menjadi tanpa makna. Temukanlah visi itu sebagai sesuatu yang berdampak panjang, sepanjang mungkin, bahkan sepanjang hayat karena dengan itu energi menjadi selalu tersedia untuk menggerakkan hidup dan karena itu pula tidak pernah dipusingkan untuk setiap saat harus mencari keinginan-keinginan baru yang sebenarnya tidak perlu dan menyita waktu. Temukanlah visi abadi yang memberi energi abadi untuk mengisi hidup menjadi lebih bermakna, memberi mafaat kepada sebanyak mungkin manusia.


Return to: Abstraksi