What is this? From this page you can use the Social Web links to save Nurani dan Pembeda to a social bookmarking site, or the E-mail form to send a link via e-mail.

Social Web

E-mail

E-mail It
May 23, 2012

Nurani dan Pembeda

Posted in: Uncategorized

Nurani, (atau mungkin) hati-nurani merupakan salah satu sistem yang dimiliki dan berada di dalam diri manusia untuk membimbingnya dalam membedakan antara yang benar dengan yang salah, yang haq dengan yang bathil. Mirip dengan mata yang memerlukan cahaya, nurani juga memerlukan pasangan abadinya agar fungsinya menjadi sempurna. Kehadiran pasangannya itu mutlak diperlukan karena ada derau (noise) yang inherent berada dalam diri manusia yaitu hasrat-hasrat (nafsu) negatif. Kehadiran derau itu bersifat acak, tidak terduga (random, unpredictable). Hal ini juga tidak terlepas dari sesuatu yang juga secara inheren berada di dalam diri manusia yaitu (keinginan) untuk bebas , merdeka. Kebebasan atau kemerdekaan itu sendiri sesungguhnya juga merupakan anugerah yang memang diberikan oleh Tuhan (bahkan termasuk untuk menentangNya sekalipun). Kombinasi antara hasrat-hasrat negatif dan ketersediaan ruang kebebasan itu dapat menghasilkan kekuatan derau yang jauh lebih kuat dari kekuatan nurani. Dalam perjalanan sejarah manusia yang panjang bahkan kekuatan nalarpun menjadi tidak berdaya menolong nurani; alih-alih menolong dan membantu agar nurani menjadi tetap tegar dan kuat, bahkan nalarpun menjadi musuh yang tangguh terhadap nurani. Alangkah banyaknya para koruptor, pecundang, dan penjahat yang mempunyai nalar yang kuat, terstruktur, dan berdisiplin. Para manajer keuangan dalam kasus bangkrutnya sejumlah lembaga keuangan raksasa di Amerika atau runtuhnya Enron, korporasi energi raksasa di Amerika jelas merupakan jebolan dari sekolah-sekolah bisnis elite di Amerika. Mereka mempunyai kekuatan nalar yang tidak diragukan lagi. Pada kenyataannya, akhirnya, mereka dinyatakan gagal secara moral akibat keserakahan (greediness). Ini merupakan sebuah contoh kasus dari betapa nalar dapat menjadi musuh yang amat serius dari nurani sebagai benteng terakhir dari moralitas atau akhlaq mulia. Apakah pasangan abadi dari nurani itu agar dapat berfungsi secara sempurna? Nilai-nilai kebenaran universal yang harus ditempatkan secara absolut, tidak dapat diganggu-gugat (oleh nalar sekalipun) adalah pasangan abadi dari nurani. Misalnya, jangan mengambil sesuatu milik orang lain tanpa seijinnya, atau sederhananya, jangan mencuri. Nilai ini bersifat universal dan jangan pernah menawar terhadap nilai-nilai seperti ini. Ia harus ditempatkan pada posisi keyakinan, diimani, dipatuhi tanpa syarat. Nilai-nilai seperti inilah yang akan menjadi cahaya bagi nurani dan dengan itulah rangsangan dari luar akan transformasikan atau direspons secara benar oleh nurani dalam bentuk aksi yang pada akhirnya akan semakin memperkuat derajat keyakinan itu. Tanpa cahaya tersebut pada akhirnya akan memperlemah kemampuan nurani melakukan transformasi aksi secara benar dan akibatnya memperlemah derajat keyakinan itu. Dalam jangka panjang, yang lebih mengerikan adalah terbentuknya keyakinan baru yang justru bertentangan dengan nilai universal itu sendiri. Inilah bedanya antara mata dan nurani; kerusakan pada mata dengan cepat dirasakan akibatnya oleh pemiliknya sedangkan kerusakan nurani seringkali tidak dirasakan oleh pemiliknya. Kompilasi nilai-nilai universal yang menjadi cahaya bagi nurani adalah Kitab Suci atau Wahyu: Cahaya yang dengannya dapat dibedakan antara yang benar dari yang salah, itulah Sang Pembeda.


Return to: Nurani dan Pembeda